PROPOSAL TERAPI
AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI
MENGGAMBAR UNTUK PASIEN HDR
![](file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
OLEH
:
KELOMPOK
VII
SUNARDI :
2110114
ANDI RESKI EGAWATI S : 211022
NURUL FATHIYAH : 2110133
ERNI B :
2110143
YOSEFANI DIANDRA S : 2110151
MIRNAWATI : 2110159
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2013
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI MENGGAMBAR UNTUK PASIEN
HARGA DIRI RENDAH
A.
Topik
Terapi
aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi menggambar untuk pasien harga diri rendah.
B.
Tujuan
1.
Tujuan
umum
Klien mampu mengekspresikan
perasaan melalui gambar dan memberi makna gambar.
2.
Tujuan
khusus
1)
Klien mampu memperkenalkan diri
2) Klien
mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3) Klien
mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4) Klien
mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
5) Klien
mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain
6) Klien
mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok
7) Klien
mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegaiatan
TAK sosialisasi yang telah dilakukan
C.
Landasan
Teori
1.
Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Pencapaian ideal diri atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan
perasaan bahagia.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi
diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan .
Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ),
gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi
ideal diri. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa
harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
2. Faktor Penyebab
a. Berikut ini merupakan faktor
penyebab (umum) dari harga diri rendah antara lain:
1. Situasional, yang terjadi trauma
secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah,
Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN).
2. Privacy yang kurang diperhatikan, misal
pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan
(mencukur pubis pemasangan kateter).
3. Harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.
4. Kelakuan petugas kesehatan yang
tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan
berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
5. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
b. Ada pula penggolongan faktor
penyebab terjadinya HDR (Harga diri rendah) digolongkan menjadi dua golongan
1. Faktor Predisposisi (faktor yang
mendasarai atau mempermudah terjadinya HDR). Faktor yang mempengaruhi HDR
adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung
pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak
percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.
2. Faktor Presipitasi (faktor
pencetus HDR)
a. Ketegangan peran (ketidak
nyamanan peran)
b. Stress yang berhubungan dengan
frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
c. Konflik peran, ketidaksesuaian peran
dengan apa yang diinginkan
d. Peran yang tidak jelas
e. Kurangnya pengetahuan individu
tentang peran
f.
Peran
yang berlebihan
g. Menampilkan seperangkat peran
yang konpleks
h. Perkembangn transisi
i.
Perubahan
norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
j.
Situasi
transisi peran
k. Bertambah/ berkurangnya orang penting
dalam kehidupan individu
l.
Transisi
peran sehat-sakit
m. Kehilangan bagian tubuh, prubahan
ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan
3.
TANDA
DAN GEJALA
Menurut para ahli :
Menurut para ahli :
1. Menurut Struart & Sundden
(1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :
a. Produktivitas menurun.
b. Mengukur diri sendiri dan orang
lain.
c. Destructif pada orang lain
d. Gangguan dalam berhubungan.
e. Perasaan tidak mampu.
f.
Rasa
bersalah
g. Mudah tersinggung atau marah yang
berlebihan.
h. Perasaan negatif terhadap
tubuhnya sendiri.
i.
Ketegangan
peran yang dihadapi atau dirasakan.
j.
Pandangan
hidup yang pesimis.
k. Keluhan fisik.
l.
Pandangan
hidup yang bertentangan.
m. Penolakan terhadap kemampuan
personal.
n. Destruktif terhadap diri sendiri.
o. Menolak diri secara sosial.
p. Penyalahgunaan obat.
q. Menarik diri dan realitas.
r.
Khawatir.
2. Budi Anna Keliat, 1999. Tanda dan
Gejala HDR antara lain :
a. Perasaan malu terhadap diri
sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena
terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri
sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik
diri)
d. Percaya diri kurang (sukar
mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari
harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
3. Menurut Carpenito, L.J (1998:
352); Keliat, B.A (1994:20);
a. perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain:
b.
Mengkritik
diri sendiri atau orang
c.
Perasaan
dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
d.
Perasaan
tidak mampu
e.
Rasa
bersalah
f.
Sikap
negatif pada diri sendiri
g.
Sikap
pesimis pada kehidupan
h.
Keluhan
sakit fisik
i.
Pandangan
hidup yang terpolarisasi
j.
Menolak
kemampuan diri sendiri
k.
Pengurangan
diri/mengejek diri sendiri
l.
Perasaan
cemas dan takut
m.
Merasionalisasi
penolakan/menjauh dari umpan balik positif
n.
Mengungkapkan
kegagalan pribadi
o.
Ketidak
mampuan menentukan tujuan
Menurut
beberapa pendapat para ahli gejala dan tanda seseorang merasa harga dirinya
rendah dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Perasaan
malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit.
Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan
akibat penyakit kronis seperti kank
b.
Rasa
bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS
menyalahkan dan mengejek diri sendiri
c.
Merendahkan
martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan
tidak tahu apa – apa.
d.
Gangguan
hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih
suka menyendiri.
e.
Percaya
diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih
alternatif tindakan.
f.
Mencederai
diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin
mengakhiri kehidupan.
A.
Klien
1. Karakteristik /
Kriteria
Karakteristik klien yang akan mengikuti terapi
aktivitas kelompok SOSIALISASI MENGGAMBAR adalah klien gangguan jiwa dengan usia 20-50
tahun, mengalami GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
2. Proses
Seleksi
Klien yang akan
mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang dipilih melalui proses
seleksi. Adapun proses seleksinya adalah dari kasus atau masalah yang juga
banyak dihadapi klien.
3. Daftar Klien
Jumlah klien dalam TAK ada 3 orang, berikut nama – namanya:
a. Nur ika
febrianti : harga diri
rendah
b. Andri :
harga diri rendah
c. Syamsinar syam : harga diri rendah
E.
Pengorganisasian
1. waktu
kegiatan terapi aktivitas kelompok
(TAK) pasien dengan harga diri rendah akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu
pada :
Hari
: Rabu
Jam :
09.40
Waktu :
45 menit
Tempat :
ruang melati
2.
Tim terapi
Leader : Sunardi
Co-Leader : Andi Reski Egawati S
Observer : Nurul Fathiyah
Fasilitator : Erni B
: Yosefani
Diandra S
: Mirnawati
3.
Tugas
Tim terapis
Adapun tim terapis yang
akan terlibat meliputi :
a.
Leader
Tugas:
Tugas:
1.
Membuka
acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim terapi
2.
Menjelaskan
kegiatan yang akan dilaksanakan
3.
Menetapkan
dan menjelaskan aturan permainan
4.
Mengorganisasi
keputusan yang diambil dalam kelompok
5.
Sebagai
role model.
b.
Co.
leader
Tugas:
Tugas:
Membantu leader mengorganisasi anggota
kelompok
c.
Fasilitator:
Tugas:
Tugas:
1.
Membantu
leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
2.
Menjadi
contoh anggota kelompok selama kegiatan
3.
Bertanggung
jawab dan mengantisipasi masalah
d.
Observer
Tugas:
Tugas:
1.
Mengamati
proses kegiatan
2.
Mencatat
perilaku verbal dan non verbal anggota kelompok dan melaporkan hasil pengamatan
kepada leader.
3.
Menilai
jalannya TAK
e.
Klien
klien
yang terlibat dalam TAK:
1.
Nur ika febrianti
2.
Andri
3.
Syamsinar syam
Proses Kegiatan
A.
Tujuan
1.
Klien
mampu mngekspresikan perasaan melalui gambar.
2.
Klien
dapat memberi makna gambar.
B.
Setting
1.
Terapis
dan klien duduk bersama dalam bentuk U .
2.
Ruangan
nyaman dan tenang .
Skema Ruangan Terapi
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||
Keterangan
:
![](file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
![](file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
![]() |
: fasilitator
![]() |
: pasien
![]() |
: observer
C.
Indikasi
1.
Klien
menarik diri
2.
Klien
harga diri rendah
D.
Alat
1.
Kertas
HVS
2.
Pensil
2B
3.
Krayon
E.
Metode
1.
Diskusi
2.
Menggambar
3.
Dinamika
kelompok
F.
Langkah
kegiatan
1.
Persiapan
a.
Memilih
klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri : harga
diri rendah .
b.
Membuat
kontrak dengan klien .
c.
Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan .
2.
Orientasi
a.
Salam
terapiutik
1.
Salam
dari terapis pada klien .
2.
perkenalkan
nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama ) .
3.
menanyakan
nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama ) .
b.
Evaluasi
/ validasi
Menanyakan
perasaan klien saat ini .
c.
Kontrak
1.
Terapis
menjalankan tujuan kegiatan ,yaitu menggambar dan menceritakan kepada orang
lain
2.
Terapis
menjalaskan aturan main berikut .
1.
Jika
ada klien yang meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis .
2.
Lama
kegiatan 45 menit .
3.
Setiap
kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .
3.
Tahap
kerja
a.
Terapis
memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta memakai papan nama
.
b.
Terapis
membagikan kertas dan spidol pada klien .
c.
Terapis
menjelaskan kegiatan yang akan di lakasanakan, yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
d.
Terapis
meminta kepada klien menggambar apa saja sesuai dengan yang dinginkan saat ini.
e.
Sementara
klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan memberi penguatan kepada klien
untuk terus menggambar, jangan mencela klien.
f.
Setelah
semua klien selesai menggambar, terapis memin ta masing-masing klien untuk
memperliahatkan dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain.
Yang harus diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut
klien.
g.
Kegiatan
poin 6 dilakukan sampai semua kllien mendapat giliran.
h.
Setiap
kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk
tangan.
4.
Tahap
terminasi
a.
Evaluasi
1.
Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
2.
Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.
Tindak
lanjut
Terapis
meminta klien untuk mengekspresikan perasaan melalui gambar.
c.
Kontrak
yang akan datang
1.
Menyepakati
TAK yang akan datang, yaitu menonton TV
2.
Menyepakati
waktu dan tempat
G.
Evaluasi
dan Dokumentasi
1.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK sosialisasi menggambar, kemampuan klien
yang diharapakan adalah mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang
digambar, dan menceritakan makna gambar. Formulirevaluasi sebagai berikut :
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
NAMA KLIEN
|
||
Nur ika F
|
andri
|
Syamsinar
|
||
1.
|
Mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir
|
|
|
|
2.
|
Menggambar
sampai selesai
|
|
|
|
3.
|
Menyebutkan
gambar
|
|
|
|
4.
|
Menceritakan
makna gambar
|
|
|
|
|
jumlah
|
|
|
|
Petunjuk :
a. Tulis nama
panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap
klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, menggambar,
menyebutkan gambar, dan menceritakan makna gambar. Beri tanda cheklist jika
mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.
2. Dokumnetasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. contoh : klien mengikuti sesi 2,
TAK sosialisasi menggambar. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai. Klien
mampu menggambar, menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar.
Anjurkan klien untuk mengungkapakan perasaan melalui gambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar